Selasa, 09 September 2014

SUJUDILAH CINTAMU – Zaenal Fanani



“Cinta itu tak ubahnya seperti kabut. Ia bisa dipandang tetapi tidak mudah menyentuhnya. Ia hanya bisa ditempakan di tempat bening yang ditutup rapat dan wadah itu adalah sebuah hati yang jernih. Sebuah hati yang jauh dari prasangka. Sebuah hati yang bisa mengerti keadaan dan suasana.”

Cinta, hadir pada waktu dan ruang yang tak pernah kita kira sebelumnya. Cinta hadir pada orang yang tak terduga. Sulit melupakan, apalagi merelakan kepergiannya.

“Percayalah, Allah telah menggariskan pertemuan kita. Dan kita yakin, kehadiran hari-hari di depan akan meletakan kita pada suasana yang lebih baik. Bilamana saatnya tiba kelak, kau dan aku akan bertemu kembali. Biarlah esok kita mempersiapkan diri kita masing-masing menyambut kehadiran sebuah hari yang kita nantikan.” 

Kehadiran Halimah, mahasiswa dari salah satu universitas di Yogyakarta, di desa terpencil dan terojok jauh dari peradaban, membuat mereka bertemu. Salman dan Halimah. Berasal dari latar belakang yang berbeda, membuat gejolak di kehidupan mereka. Salman, seorang yatim piatu yang tumbuh dengan orang tua asuh. Dia beranjak dewasa menjadi nelayan di desa kecil yang hidup dengan mitos-mitos turun menurun. Sedangkan Halimah, gadis kelahiran Kalimantan yang berasal dari keluarga yang berada.

Sebenarnya nggak bisa menerka-nerka ending ceritanya. Terputus, menggantung. Aku nggak tahu apakah penulis sengaja buat pembaca penasaran atau buku ini masih ada lanjutanya. Buku ini bagus sih, hanya aja bahasanya rada berat. Banyak kata-kata manis yang bisa disimpan dalam hati :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar