Jumat, 20 Januari 2017

FLOATING VILLAGE TORASIAJE

Living in the middle of sea is fearful, but Bajo’s ethnics think differently. When I first time traveled to Floating Village Torasiaje, I was excited by a large number people lived in. At least, three reasons cause it being an impressive destination.

Natives of Torasiaje, Tribel Bajo, have many experiences sailing on the sea. Historically, they came from Malacca Strait to find missing princess. King of Bajo commanded some of them shipping to Indonesia. After a long time, her daughter was found in Bone Empire (South Sulawesi) and married with its prince. Therefore, some of Bajo’s ethnics stayed in Indonesia. 

Currently, traveler can find a lot of floating houses. Since 1926, more than 245 buildings was exsisted and occupied by 1,200 dwellers. To prevent building’s damage from natural factors, such as sea  water, animal and other seaweed, woods were used for dominant materials. Jak Sompah, Village Chief, said that government supported the existence of Torasiaje. Ten houses a year had planned to build for low income communities.     

Moreover, ship is used to move from one place to another. It’s extremely helpful as main transportation. Its cost is only IDR 5,000 each trip. It has length about 2.5-3 meter but capable to carry 10-12 persons.

All of these reasons, histories of Bajo, floating buildings and unique transportations, made me feel so amezed. I will never forget this moment.


Sabtu, 11 Juni 2016

MAHASISWA, DOSEN, DAN ALUMNI DEPARTEMEN GEOGRAFI PEMBANGUNAN MENGIKUTI STAKEHOLDERS DISCUSSION "INCLUSIVE CITIES" DAN FOCUS GROUP DISCUSSION "PENGGIAT PERMUKIMAN" KEMENTERIAN PUPR


Konferensi UN-Habitat merupakan agenda 20 tahun-an PPB di bidang permukiman yang fokus membahas fenomena urbanisasi dan isu perkotaan lainnya. Saat ini, PBB mempersiapkan penyelenggaraan Konferensi Habitat III di Quito, Ecuator pada tanggal 17-20 Oktober 2016. Tujuannya untuk kembali membangun komitmen dunia dalam megelola urbanisasi yang berkelanjutan serta merumuskan dan mengimplementasikan aksi global pembangunan perkotaan berkelanjutan yang dikenal dengan Agenda Baru Perkotaan (New Urban Agenda).

Terdapat enam tema utama untuk perumusan New Urban Agenda(NUA), antara lain Social Cohesion and Equity-Livable Cities, Spatial Deevelopment, Urban Frameworks, Urban Economy, dan Urban Housing and Basic Services. Keenam tema dibagi menjadi 22 issues papers dan 10 policy units sebagai acuan pembahasan para stakeholder pembangunan perkotaan dari negara peserta UN-Habitat guna merumuskan NUA. Selain itu, pada tanggal 6 Mei 2016, PBB telah mempublikasi zero draft NUA dengan tida prinsip utama yaitu no one left behind, prosperity and opportunity for all, dan urban ecology and environtment.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai institusi penting dalam penyelenggaraan permukiman dan perkotaan telah melaksanakan diskusi dan pembahasan bersama pakar praktisi perkotaan selama periode April-Mei 2016. Tujuannya merumuskan masukan yang relevan dengan kondisi perkotaan Indonesia terhadap keenam tema NUA. Terkait dengan hal itu, Direktorat Pengembangan Permukiman, Dirjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai koordinator penyelenggaraan PrepCom3 menyelenggarakan Stakeholders Discussion Inclusive Cities & Focus Group Discussion (FGD) Pengiat Permukiman dalam rangka penjaringan masukan terhadap Konsep Agenda Baru Perkotaan dan Percepatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh.

Stakeholders Discussion “Inclusive Cities” diselenggarakan pada tanggal 17 Mei 2016 di Yogyakarta. Kegiatan ini turut mengundang stakeholders dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi. Sementara Focus Group Discussion (FGD) Pengiat Permukimandiselenggarakan pada tanggal 23-24Mei 2016 di Solo. Kegiatan ini yang diikuti oleh 65 pengiat permukiman yang terdiri dari pemuda, difabel (penyandang cacat), perempuan, baik yang tergabung dalam kelompok city changer, duta sanitasi, youth program, delegasi APUFY, kelompok swadaya masyarakat, swasta, dan lainnya.

Mahasiswa Departemen Geografi Pembangunan yang mengikuti kegiatan ini yaitu Ulfatun Ni’mah, mahasiswa angkatan 2012. Selain itu, turut serta pada kegiatan ini yaitu Dr. Rini Rachmawati, S.Si, M.T., Dosen Departemen Geografi Pembangunan. Beberapa alumni dari Departemen Geografi Pembangunan yang mengikuti kegiatan ini antara lain Diana Febrita, S.Si. dan Rose Fatmadewi, S.Si. Disamping itu ikut serta beberapa alumni yang terlibat dalam kepanitiaan yaitu Malindo Andhi Saputra, S.Si. dan Sri Ulina, S.Si.

Dr. Rini Rachmawati, S.Si, M.T., Dosen Departement Geografi Pembangunan sebagai moderator pembahasan Inclusive City menyampaikan butir-butir rangkuman diskusi stakeholder, yaitu: 1) Indonesia harus menyiapkan diri untuk berkontribusi dalam Agenda Baru Perkotaan, masing-masing kota dapat berperan dengan capaian best practices, 2) Perlunya memperhatikan aspek sosial dalam membangun kota inklusif, 3) Untuk mendukung kota inklusif pembangunan perkotaan perlu memparhatikan kepada kelompok inklusif (penduduk miskin, anak, lansia, perempuan dan diffable, Pembangunan kota perlu terdukung regulasi-regulasi produk rencana, 4) Peran dari komunitas muda dalam pembangunan perkotaan perlu diintensifkan sebagai kelompok yang dapat berkontribusi dan berpartisiapasi dalam pembangunan.

Sementara itu Diana Febrita, S.Si. dalam presentasinya di pembahasan tentang Social Cohesion and Equity-Livable Cities menyampaikan rangkuman diskusi, yaitu: 1) Social Cohesion bukan hal baru di Indonesia, misalnya rukun warga dan rukun tetangga yang telah lama dikenal oleh masyarakat di Indonesia, 2) No one left behind dalam mewujudkan Equity-Livable Cities berarti bahwa seluruh masyarakat harus terlibat dalam perencanaan kota, baik difabel (penyandang cacat), perempuan, lansia, anak-anak dan pemuda. Perencanaan semestinya tidak hanya bersifat top-down, tetapi bottom-up (perencanaan partisipatif), 3) Penyediaan panti jompo sebagai tempat tinggal lansia yang telah diterapkan di beberapa negara, misalnya Jepang, kurang sesuai dengan budaya di Indonesia. Anak yang menempatkan orang tuanya pada panti jompo akan dianggap tidak berbakti. Oleh karena itu, fasilitas untuk lansia sudah saatnya untuk direncanakan. Misalnya penyediaan taman lansia sebagai tempat hiburan dan berkumpul sesama lansia sehingga mereka dapat memiliki aktivitas dan komunitas selama anak-anaknya bekerja. 

Diharapkan kedepan mahasiswa, dosen, dan alumni dari Departemen Geografi Pembangunan Fakultas Geografi dapat lebih aktif dan berkontribusi dalam kegiatan-kegiatan tersebut di atas. 

Naskah & Foto disusun oleh:
Diana Febrita & Rini Rachmawati













Minggu, 11 Oktober 2015

URBAN CLIMATE RESILIENCE

Urban Climate Resilience is defined as an urban that have ability to prepare, respond, and recover quickly from disaster and climate change with minimal impact on vital sectors. Urban climate resilience is a national program in Indonesia. Adaptation is used to be strategy to anticipate negative impact of disaster and climate change #UrbanClimateResilience #APUFY2015

Urban climate resilience can be realized by updating data of aset and population in urban, especially in disaster areas. In addition, effort to create urban resilience can be realized by formulating concept of mitigation with spatial planning oriented. Government can give recommendation of land use and regulation in disaster area.

Based on research conducted by Mercy Corps and ARUP in 2012, Semarang declared be urban climate resilience in Indonesia1.






1 http://www.mercycorps.org/sites/default/files/city_resilience_semarang_0.pdf


BHINEKA TUNGGAL IKA

The difference is not a reason for disunity, but should be a strength. It can support each other to complete weakness and strenght. Beside that, it can make colors of life be more beautiful.

Indonesia  is a big country and one of the countries with large population  and  various characters. They live in many different areas with diverse culturals, local languages,  races, ethnics, religions, and faiths. But, diversity is not be problem in this country. In fact, it can be a strength to create tourism destination.

Bhineka Tunggal Ika is a is a motto of Indonesia.  In old javanese language often translated "Unity in Diversity". It is used to describe unity and integrity of Indonesia. Bhineka Tunggal Ika be a philosophy of life in Indonesia #APUFY2015 #BhinekaTungalIka






Jumat, 02 Oktober 2015

APUFY 2015

Asia-Pacific Urban Youth Assembly (APUFY) is a large-scale multi-stakeholder forum with the aim to provide a regional platform for urban actors to articulate urban issues and solutions impacting their lives and communities. It's organized by Ministry of Public Works and Housing, Asia Development Bank, and UN Major Group for Children and Youth. It will held on 17-18 of October 2015. 300 Participants will invited in this event.

There are 150 participants from Indonesia who will be ambassador of  Indonesia in Asia-Pacific Urban Youth Forum. They were selected from more than 989 Indonesia's applicants. Pre-Event  Asia-Pacific Urban Youth Assembly, 21-22 of September 2015 in Sahid Hotel, Jakarta, Indonesia #APUFY2015





Minggu, 13 September 2015

PASIRGOONG

Pasirgoong, diabadikan sebagai nama sebuah kampung di Desa Mekarsari, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Awalnya, Kampung Pasirgoong merupakan bagian dari Kampung Cipendeuy yang terkenal dengan gong mistisnya, serta Kue Ali sebagai makanan tradisional yang disajikan pada hari-hari perayaan dan acara adat sebagai simbol persahabatan maupun persaudaraan. Buku ini terinspirasi dari kisah Pasirgoong, cerita rakyat yang telah diwariskan turun-menurun #KKNPPMUGM2015

Kamis, 11 Juni 2015

KLINIK KEWIRAUSAHAAN

Bertemu  dan belajar langsung dengan  CEO, Manajer, Business Owner, Founder & Co-Founder perusahaan-perusahaan Indonesia untuk mewujudkan impianmu menjadi wirausaha muda. 

10 Peserta Terbaik Klinik Kewirausahaan, Alhamdulillah




























Lets be Young Enterpreneur 

Sumber : http://entrepreneur.or.id/klinik/ (12 Juli 2015 Pukul 09:45 WIB)


Selasa, 09 Juni 2015

YOUTH PROGRAM 2015

Dua belas mahasiswa Universitas Gadjah Mada berkesempatan mengikuti Youth Program yang diselenggarakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan generasi muda Indonesia sebagai agen perubahan yang peduli terhadap lingkungan permukiman. 

Youth Program merupakan rangkaian acara “Water, Sanitation, and Cities (WSC) Forum 2015” yang melibatkan pemuda Indonesia maupun International. Dua belas mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang mengikuti Youth Program antara lain Diana Febrita (Pembangunan Wilayah), Novi Asti Lalasati, Rizal Faozi Malik, dan Indra Agus Riyanto (Geografi dan Ilmu Lingkungan), Dian Marwani (Kesehatan Masyarakat), Muhammad Farizan Praevia (Teknik Kimia), Kustomo (Kimia Lingkungan), Zakariya Arif (Teknik Fisika), Miskar Maini dan Robi Arianta (Teknik Sipil),  Ghina Nabilah (Teknik Arsitektur), serta Afina Ma’dan (Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota).

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 23-29 Mei 2015 di Jakarta yang diikuti oleh 75 pemuda Indonesia maupun Internasional. Selain pemuda Indonesia, program ini turut diikuti sejumlah pemuda dari Jerman, Thailand, dan India. Peserta yang diundang dalam Youth Program merupakan pemuda terpilih dari hasil seleksi yang diikuti oleh 268 pemuda Indonesia maupun Internasional. Peserta Youth Program merupakan pemuda yang memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki kepedulian terhadap lingkungan, aktif kegiatan lingkungan maupun komunitas, dan telah berkarya dalam meningkatkan permukiman, penataan bangunan, air minum, dan sanitasi (air limbah dan persampahan rumah tangga).

Rangkaian kegiatan yang laksanakan antara lain seminar dan workshop, praktek kerja lapangan di Rumah Susun Tzu Chi dan Bantaran Kali Ciliwung Lenteng Agung, dan lomba proposal grup. 

DUTA KILAU SUNSILK 2014


One year ago #DutaKilauSunsilk :)


Minggu, 12 April 2015

PENGALAMAN UNTUK PENGALAMAN



Pengalaman adalah guru terbaik. Kata-kata inilah yang tertanam di dalam diri saya dan membangkitkan semangat untuk menjadi pejuang yang mencari pengalaman, baik pengalaman di dalam kampus maupun di luar lingkungan kampus yang diselenggarakan di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Mahasiswa yang aktif bukan hanya sebuah keinginan, tetapi kewajiban sebagai generasi muda. Berbagai aktivitas telah mewarnai kehidupan saya dan memberikan pelajaran yang tidak ternilai harganya.
Berawal dari minat di bidang seni, saya bergabung menjadi anggota divisi teater di Bengkel Kesenian Geografi di tahun 2012-2014. Organisasi ini membangun kreatifitas anggotanya, serta jiwa sosial dan lingkungan. Banyak kegiatan seni dan lingkungan yang diselenggarakan secara gratis untuk berbagi kebahagiaan kepada orang lain. Pentas seni, pameran foto, kampanye lingkungan, penanaman pohon, serta kegiatan seni lainnya menjadi rutinitas sebagai mahasiswa di Kampus Biru, Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Organisasi ini memberikan pengalaman  menjadi penyelenggara kegiatan seni maupun lingkungan.
Belajar dari pengalaman sebelumnya sebagai penyelenggara kegiatan, pada tahun 2014 saya berkontribusi di luar kegiatan kampus dalam acara Pawai dan Atraksi Budaya Kota Yogyakarta. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta. Saya terlibat sebagai liason officer yang bertugas mendampingi Keluarga Pakualaman sebelum pelaksanaan hingga akhir kegiatan berlangsung. Pengalaman lainnya yaitu sebagai panitia divisi acara dalam kegiatan Jogja International Heritage Walk yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan penanaman pohon di Kampung Jamu Marta Tila’ar tahun 2014.
Organisasi lainnya yang pernah diikuti yaitu Koperasi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada pada tahun 2012-2013 dan ARDGISS (Assosiation of Regional Development and Geography Information Science Student) sebagai anggota divisi kewirausahaan pada tahun 2012-2014. Pengalaman di organisasi ini dan dukungan pengalaman kewirausahaan yang pernah dilakukan sebelumnya di IM3 Mobile Accademy (Duta IM3) Provinsi Lampung pada tahun 2011, mendorong saya mengimplementasikan kegiatan wirausaha “Bisnis Tanpa Modal”. Pengalaman sebagai Bendahara Olimpiade Geografi Nasional memberikan pelajaran berharga dalam pengelolaan keuangan. Saat ini saya bergabung dalam kelas kewirausahaan Entrepreneur Club UGM untuk mengembangkan kegiatan wirausaha. Pendapatan yang diperoleh digunakan untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat.
Kontribusi kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan antara lain Implementasi Education Sustainable Development - Sister Village di Desa Ngargomulyo dan Tamanagung sebagai asisten kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat, Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Jalan dan Penerangan Jalan Umum di Kota Yogyakarta sebagai asisten lapangan, dan Analysis of Community Based Drinking and Clean Water Facilities in Yogyakarta City yang dipublikasikan dalam The 2nd International Conference Planning in The Era of Uncertainty pada Maret 2015 di Universitas Brawijaya. Kegiatan penelitian yang sedang dilaksanakan antara lain Presepsi Masyarakat Terhadap Pembangunan Mall, Aparteman, dan Hotel di Yogyakarta bekerjasama dengan Komunitas Pemuda Tata Ruang, serta Pemanfaatan Rumah Susun dan Kebijakan Pengembangannya di Kabupaten Sleman - Esai #TanotoFoundation

Rabu, 04 Maret 2015

Jumat, 06 Februari 2015

KETIKA TEMUKAN KAMU




Cinta ibarat layang-layang. Semakin tinggi dia terbang, semakin besar angin menerjang.  Lihatlah! Benang-benang ini sangatlah tipis. Mudah baginya untuk terbang. Mengembara bersama angin dan butiran debu di udara. Mendarat, melayang, dan kembali mengudara. Tetapi, dia masih bertahan. Kamu yang menarik dan mengulurnya. Kamu yang membuatnya tetap bertahan. Kamulah alasan ....

Minggu, 01 Februari 2015

CINTA TANPA BATAS

"Ribuan hari aku menunggu. Ribuan kertas kutulis namamu. Jarak dan waktu telah memisahkan kita, tetapi tulisan-tulisan ini masih untukmu. Aku hanya ingin kamu menyadari, cintaku tanpa batas"

Seripihan kata-kata dari penulis amatiran. Tentang mereka yang terjebak dalam friendzone.
Semoga Tuhan segera menyadarkan :)




Derap langkah kupercepat. Tak sabar bertemu dengannya. Dia yang selama ini aku tulis dalam lembaran-lembaran kertas. Merasuk dalam dunia fatamorgana. Imajinasi yang mengisi ruang-ruang kosong dibenakku. Harapan di hati kecilku.

“Cinta, oh cinta. Ini dunia fiksi. Ruang khayalan dan imajinasi. Biarkan aku bebas menentukan jalan ceritaku sendiri.”

Aku menghapus air mataku dan berhenti menangisi kepergiannya. Memang ini bukan salahnya. Semua ini hanya kebodohanku saja. Seharusnya aku  menyadari, cinta butuh ruang dan waktu.

DEAR CINTA - Teringat kenangan  masa lalu. Takdir mempertemukan kita di saat yang tak pernah kita duga. Sejak saat itu  kita sering bertemu. Menghabiskan waktu bersama. Berbagi cerita, tangis, dan tertawa bersama. Kamu mengisi hari-hariku, membuatnya lebih berwarna. Rasa itu hadir. Ada getaran dihatiku. Diam-diam aku mengagumimu.

Kurapuhkan pintu hatimu. Namun, aku gagal memasukinya. Sekuat tenaga mengejarmu, tetapi kamu berlari kearahnya. Ribuan hari menunggu, ribuan kertas kutulis namamu.  Berdebu. Sayang, kamu telah salah membaca. 

Perlahan  kukubur hasrat memilikimu. Bagiku yang terpenting  membuatmu bahagia. Kebahagianmu adalah kebahagianku. Maaf, aku membuat dia menyadari perasamu. Maaf, aku merelakanmu bahagia bersamanya. Congratatulation

“Masa aktif jomblo anda akan berakhir. Segera isi ulang hati anda.”

MEIN PROFIL

Hallo ... Mein name ist Diana Febrita. Ich komme aus Lampung, Indonesian. Ich wohne in der Kaliurang straße. Ich 20 jahre alt. Ich bin studentin in Regional Development, Geographie Fakultät, Universitas Gadjah Mada. Ich studie 6 semester. Ich kan spreche Indonesish, English, und ein bisschen Deutsch. Meine hobbys sind joggen, schreiben, film sehen, und musik horen. Mein favorit speise ist gebratener reis. Ich hoffe nach Deutschland fliegen:) Auf wiedersehen!


Selasa, 09 September 2014

SERPIHAN HATI – Risty Nandaditya



Persahabatan yang luar biasa, Villa dan Rahma. Sejak kecil bersama hingga tumbuh menjadi gadis-gadis yang cantik jelita. Kebersamaan mereka  hampir di setiap waktu, membuat mereka seperti anak kembar.  Sayang, kebersamaan itu mulai pudar sejak kehadiran Dimas.

Apa yang akan kamu lakukan ketika orang yang kamu cintai, mencintai sahabatmu sendiri? Akankah kamu akan merelakan mereka bahagia di tengah kegalauan hatimu?

Ikhlas ... kata mudah untuk dikatakan, tetapi sulit dilakukan. Begitulah yang terjadi pada Villa. Seseorang yang benar-benar dia cintai, Dimas, mencintai sahabatnya sendiri, Rahma. Kebayang nggak sih kalau jadi Villa?

Sejak Dimas dan Rahma jadian, Villa berubah. Dia mulai mengubah dirinya, dari penampilan hingga sikapnya pada orang-orang terdekatnya, termasuk Rahma. Villa seperti serpihan hati yang hilang dalam kehidupan Rahma dan Dimas adalah serpihan hati yang hilang dalam hidup Villa. Sayang covernya kurang menarik dan endingnya juga kurang pas. Tapi, ceritanya seolah nyata. Penulisnya berbakat buat bisa bawa pembaca seakan ada di antara napas mereka :)