Seripihan
kata-kata dari penulis amatiran. Tentang mereka yang terjebak dalam
friendzone.
Semoga Tuhan segera menyadarkan :)
Derap
langkah kupercepat. Tak sabar bertemu dengannya. Dia yang selama ini aku
tulis dalam lembaran-lembaran kertas. Merasuk dalam dunia fatamorgana. Imajinasi
yang mengisi ruang-ruang kosong dibenakku. Harapan di hati kecilku.
“Cinta,
oh cinta. Ini dunia fiksi. Ruang khayalan dan imajinasi. Biarkan aku bebas menentukan
jalan ceritaku sendiri.”
Aku
menghapus air mataku dan berhenti menangisi kepergiannya. Memang ini bukan
salahnya. Semua ini hanya kebodohanku saja. Seharusnya aku menyadari, cinta butuh ruang dan waktu.
DEAR CINTA - Teringat
kenangan masa lalu. Takdir mempertemukan
kita di saat yang tak pernah kita duga. Sejak saat itu kita sering bertemu. Menghabiskan waktu
bersama. Berbagi cerita, tangis, dan tertawa bersama. Kamu mengisi hari-hariku,
membuatnya lebih berwarna. Rasa itu hadir. Ada getaran dihatiku. Diam-diam aku
mengagumimu.
Kurapuhkan pintu hatimu. Namun, aku gagal memasukinya. Sekuat tenaga mengejarmu, tetapi kamu berlari kearahnya. Ribuan hari menunggu, ribuan kertas kutulis namamu. Berdebu. Sayang, kamu telah salah membaca.
Perlahan kukubur hasrat memilikimu. Bagiku yang terpenting membuatmu bahagia. Kebahagianmu adalah
kebahagianku. Maaf, aku membuat dia menyadari perasamu. Maaf, aku merelakanmu bahagia
bersamanya. Congratatulation!
“Masa aktif jomblo anda akan berakhir. Segera
isi ulang hati anda.”